Senin, 09 Juli 2012

5 brands that will disappear in 2013 (5 Merek yang akan Lenyap di 2013)

Ini ada sebuah artikel yang akan menggemparkan anda semua karna saya membacanya juga sedikit tercengang dan termangu sebentar, sesekali memikirkan bagaimana dengan perusahaan saya nanti kedepannya..? Tahun ini 24/7 Wall St. kembali membuat daftar 5 merek yang akan lenyap di tahun 2013. Mereka menggunakan pendekatan metodis dalam menentukan merek-merek mana saja yang masuk dalam daftar tahun ini.
Kriteria utama penilaiannya antara lain:
  • penjualan merosot drastis dan jumlah kerugian menanjak tajam
  • pemberitahuan dari perusahaan induk bahwa merek itu akan segera berhenti beroperasi
  • beban operasional meningkat tajam hingga tak memungkinkan untuk dicover melalui harga jual lebih tinggi
  • perusahaan yang telah dijual
  • perusahaan yang masuk tahap kebangkrutan
  • perusahaan yang kehilangan sebagian besar pelanggannya
  • operasi dengan penguasaan pangsa pasar yang menurun tajam
Setiap merek dalam daftar berikut ini mengalami salah satu atau lebih dari masalah ini. Mereka semua akan menghilang, setidaknya dalam 18 bulan. Berikut ini daftar selengkapnya:

1. Avon

CEO baru Sherilyn S. McCoy, dulunya memimpin Johnson&Johnson memegang tampuk kepemimpinan Avon mulai April. Masalahnya, ini merupakan pertama kalinya McCoy memimpin sebuah perusahaan terbuka. Triwulan pertama Avon melaporkan jumlah pendapatan yang sangat menyedihkan.
Di luar skandal tersebut, masalah fundamental Avon adalah manajemen tidak konsentrasi pada bisnis intinya, padahal pasar kecantikan sangat kompetitif. Analis Morningstar, Erin Lash menulis, “Daripada merestrukturisasi perusahaan yang merugi hampir US$ 800 juta sepanjang 2011, sepertinya Avon malah terus menerus membuat masalah dan tidak maju-maju.”
Mei lalu, perusahaan parfum Coty menawarkan pembelian saham Avon di harga US$ 24.75, nyaris 20% di atas harga saham Avon saat itu. Coty mendapat sokongan keuangan salah satunya dari Warren Buffett. Avon ragu-ragu dan akhirnya Coty mundur. Sejak itu, saham Avon langsung anjlok ke level di bawah US$ 16, jauh dibanding harga tahun lalu yakni US$ 43.

2. Suzuki

 
Alasan paling jelas kenapa penjualan Suzuki begitu seret adalah reputasi buruk mereka. Pada survey JD Power 2012 mengenai keandalan kendaraan AS, Suzuki mencetak skor rendah dibanding merek-merek lain. Kategori surveynya meliputi kekuatan mesin, kualitas bodi dan material, fitur-fitur serta aksesori mobil.
Salah satu pertanda Suzuki mengalami kesulitan menjual mobil-mobilnya adalah ketika mereka menawarkan paket promo luar biasa agresif. Suzuki menawarkan promo kredit 0% selama 72 bulan untuk semua mobil, truk dan SUV keluaran 2012.
Bahkan setelah mengeluarkan strategi  penjualan agresif seperti itu, Suzuki tidak bisa memperbaiki posisinya di pasar Amerika. Sebagian besar mobil-mobilnya dijual kurang dari US$ 20.000, sementara untuk truk dan SUV-nya dijual di bawah US$ 25.000.

3. American Airlines

 
AMR mengatakan berencana keluar dari Chapter 11 sebagai maskapai penerbangan yang gigih. Tapi sayang hal itu tak akan terjadi. US Airways sudah terang-terangan menyatakan keinginannya membeli aset-aset American Airlines. Begitu rumor pembelian potensial ini mencuat pada April, beberapa serikat buruh terbesar American Airlines mengatakan penolakannya atas rencana itu sebagai cara melindungi ketenagakerjaan mereka.
Awal bulan ini, CEO US Airways Doug Parker mengumumkan keinginannya untuk merger kedua maskapai. US Airways mungkin bersedia memberikan kreditor AMR jumlah yang cukup bagus untuk memperoleh aset-aset American Airlines. Kesepakatan potensial ini mendapat dukungan luar biasa dari para analis dan pemegang saham.
US Airways akan mendapat banyak dari transaksi ini dengan posisinya sebagai penguasa pasar penerbangan pasca merger Northwest dan Delta, juga United dan Continental.

4. Research In Motion (RIM)

 
Akhir Juni lalu sempat diberitakan bahwa nilai produksi RIM di triwulan pertama 2012 turun US$ 518 juta (Rp 4,8 triliun). Akibatnya, produsen Blackberry itu akan mem-PHK sekitar 5.000 karyawan. Aksi ini diperkirakan memakan biaya hingga US$ 300 juta.
Laporan keuangan terakhir RIM menyebutkan bahwa pendapatan mereka mereka turun 43% menjadi US$ 2,8 miliar hingga 2 Juni 2012. Padahal untuk periode yang sama di tahun sebelumnya berhasil meraup US$ 4,9 miliar.
Hingga awal Mei, tercatat RIM memiliki 16.500 karyawan. Ini merupakan pemangkasan kedua setelah Juli tahun lalu RIM juga merumahkan sekitar 2.000 karyawannya. Dengan berbagai isu buruk yang beredar termasuk demo karyawan besar-besaran, para analis meramalkan perusahaan Kanada ini tak lama lagi tamat.

5. Current TV

 
Current TV milik Al Gore dalam keadaan kritis bahkan sebelum mereka memecat satu-satunya bintang mereka yang paling menghasilkan, Keith Olbermann pada Maret pasca ribut-ribut dengan rekan kerjanya. Olbermann kemudian digantikan oleh presenter acara bincang-bincang Eliot Spitzer. Dibandingkan saat masih memajang Olbermann pada Maret, rating Spitzer pada April anjlok hingga hampir 70% menurut Nielsen.
Kala itu The Hollywood Reporter menulis, penggantian Spitzer membuat Current TV kehilangan hampir 47.000 pemirsa menjadi tinggal 10.000 pemirsa saja. Baru-baru ini Reuters melaporkan, anjloknya jumlah penonton membuat jaringan TV kabel raksasa Time Warner Cable mempertimbangkan untuk menghentikan siaran saluran ini. Gore tidak punya cukup uang untuk mempertahankan TV yang tak punya masa depan cerah ini.
APAKAH PERUSAHAAN-PERUSAHAAN DI ATAS AKAN BENAR-BENAR LENYAP ? kita tunggu saja 2013